Cara Mengatasi Anak Kurang Percaya Diri

Semua orang tua pada dasarnya pasti ingin punya anak yang percaya diri, berani, dan cerdas. Tetapi tidak sedikit orang tua yang bingung dengan anaknya yang pemalu, pendiam, bahkan penakut, dan cenderung lebih senang di rumah saja bermain video game, atau hal-hal yang umumnya dilakukan anak introvert.

masalah anak kurang percaya diri

Hal ini jadi masalah bagi orang tua, apalagi jika sang anak sulit diajak berkomunikasi oleh orang tuanya sendiri. Maka itu berartii ada akar masalah yang harus ditemukan untuk dibereskan.

Mendidik anak dengan keras agar anak percaya diri dan berani jelas bukan solusi yang baik, salah-salah malah sebaliknya yang didapat, si anak bisa saja menjadi pemberontak, atau jadi punya masalah ikatan emosional dengan orang tuanya sendiri, sehingga saat dewasa dan bisa mandiri, dia malah makin tidak akrab dengan orang tuanya dan akhirnya pergi menjauh, jarang pulang kecuali di saat-saat tertentu saja.

Tapi bukankah ada contoh orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi pemberani, percaya diri, hingga meraih sukses dan tetap akrab dengan orang tuanya? Bahkan si anak merasa berterima kasih karena sudah dididik keras sehingga bisa sukses seperti sekarang.

Ya, kalau hanya melihat 1-2 contoh saja memang ada yang berhasil membentuk rasa pede anak melalui pendidikan yang keras di keluarga. Tetapi apakah itu berlaku untuk semua orang? Apakah hanya itu satu-satunya cara melatih keberanian anak?

Tentu saja tidak. Karena tidak ada satupun metode yang paling tepat untuk semua orang. Dalam banyak kasus, pendidikan keras dapat mengakibatkan trauma apalagi jika dilakukan pada anak yang masih terlalu kecil untuk memahami maksud baik dibalik kerasnya didikan sang orang tua.

Jika Anak sudah cukup dewasa, mungkin sedikit keras pada mereka masih bisa diterima walaupun tetap harus dilakukan secara bijaksana. Tetapi dalam kasus anak kecil, khususnya yang masih balita, mereka butuh cara khusus untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya.

Cara membangkitkan rasa percaya diri pada anak usia dini

melatih keberanian dan percaya diri anak

Pernah dengar bahwa rasa percaya diri anak adalah pantulan pola asuh orang tuanya?

Dengan kata lain, anak bisa memiliki masalah kepercayaan diri karena pola pendidikan yang keliru dalam keluarga.

Contoh kecil, berapa kali Anda berkata “Jangan” atau “Tidak” pada anak Anda saat dia hendak melakukan sesuatu yang menurut Anda berbahaya?

Misalnya, si anak berusaha naik tangga, kemudian Anda langsung teriak “Jangan!” sambil meraihnya dan menggendongnya karena khawatir si anak akan terjatuh.

Memang benar, berhati-hati itu perlu, tetapi sebaiknya tidak berlebihan. Justru kalau Anda adalah orang tua yang terlalu pencemas sehingga terlalu protektif pada anak, maka dapat berakibat mengikis rasa pede sang anak yang sebenarnya sedang mulai dibangun.

Melatih keberanian pada anak bukan dengan larangan, tetapi dengan bimbingan. Anda bisa membimbing anak pelan-pelan untuk naik turun tangga sambil mengarahkannya untuk berhati-hati. Mungkin Anda akan lelah secara fisik apalagi kalau si anak sering ingin naik turun tangga, tetapi daripada melarangnya, lebih baik alihkan pada kegiatan lain yang lebih menarik agar dia tidak terus-terusan main tangga.

Contoh lain, ada orang tua yang selalu mengambil alih apa yang dilakukan sang anak. Misalnya si anak mencoba belajar memegang sendok dan mengambil bubur di piring. Tapi alih-alih dibimbing dan dipuji, sang orang tua malah teriak, “Jangan! Sini sama ibu saja, kamu mah nggak bakalan bisa! Nanti kotor baju kamu!”

Secara tidak sadar,apalagi jika larangan tersebut diulang-ulang, si ibu telah menanamkan belief negatif pada sang anak bahwa dia tidak akan mampu melakukan itu. Sekilas terdengar sepele, tetapi anak kecil menerima semua input dari luar tanpa filter.

Jadi secara sederhananya, cara memupuk rasa pede pada anak usia dini adalah: “Jangan hancurkan percaya diri anak dengan larangan ini itu, selama hal itu tidak benar-benar membahayakan keselamatannya.”

Anak balita memegang pisau, tentu saja beresiko bahaya, hal tersebut wajar untuk dilarang. Tetapi sebisa mungkin laranglah dengan cara baik-baik dan lembut, bukan dibentak sampai dia kaget hingga mengakibatkan trauma. Karena bisa saja nantinya dia malah jadi phobia dengan pisau, bukan karena takut pisaunya, melainkan karena bentakan orang tua yang membuat dia mengasosiasikan pisau dengan kemarahan orang tua.

Larangan sebaiknya dibarengi dengan bimbingan, agar anak memaknai larangan tersebut bukan sebagai intimidasi yang dapat menjatuhkan self esteem-nya

Faktor lain yang mempengaruhi percaya diri anak

Ada lagi satu faktor lain yang perlu Anda perhatikan saat melatih keberanian dan percaya diri anak. Faktor tersebut adalah faktor kepercayaan diri orang tuanya sendiri.

Anda bisa saja membaca atau membeli banyak buku tentang cara membangun percaya diri anak, tetapi akan lebih baik lagi jika Anda pun memiliki kepercayaan diri yang cukup, karena anak pada dasarnya akan mencontoh orang tua, termasuk dalam hal keberanian dan rasa percaya diri.

Anda harus memperlihatkan sisi pede Anda terhadap sang anak, terutama saat bersosialisasi, saat berinteraksi dengan orang lain, ataupun melakukan sesuatu yang menantang kepercayaan diri, seperti ikut serta dalam lomba balap makan kerupuk dalam festival 17 Agustusan. Bahkan meskipun hasilnya Anda kalah bertanding, Anda harus perlihatkan ‘tidak masalah’ dan tetap having fun untuk menanamkan pada anak bahwa kalah itu bukanlah suatu hal menyedihkan yang harus diratapi.

cara mengembangkan percaya diri anak

Masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk membangkitkan dan mengembangkan rasa percaya diri anak usia dini, tetapi jika Anda memiliki anak dengan masalah krisis percaya diri yang sulit untuk Anda tangani sendiri, maka silahkan kunjungi klinik hipnoterapi kami yang berada di Teluk Bone B5/5 Kav AL Duren Sawit Jakarta Timur.

Sudah banyak permasalahan anak yang kami tangani dengan hasil yang menggembirakan. Silahkan hubungi nomor berikut untuk appointment maksimal 1 hari sebelumnya.

0812.102.5342
0818.130877

Terima kasih sudah mengunjungi website klinik Iin Damayanti.

 

Cara Mengatasi Perilaku Negatif Anak Jaman Sekarang
Scroll to Top