Pada dasarnya semua orang menginginkan memiliki anak yang berperilaku baik. Tetapi kenyataan sering berkata lain. Bahkan bukan hal aneh jika kedua orang tuanya tampak berperilaku sangat baik, tetapi anaknya bandel luar biasa.
Tetapi anak nakal bukanlah satu-satunya persoalan perilaku yang dialami oleh generasi muda mulai dari usia balita hingga remaja. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
- Anak yang pemurung dan penyendiri. Dengan kepribadiannya yang tertutup, orang tuanya sendiri pun sulit untuk memahami apa yang dia mau.
- Anak yang sangat sulit diatur dan selalu harus dituruti keinginannya. Kalau tidak dia akan mengamuk sejadi-jadinya.
- Anak yang suka melawan ketika disuruh oleh orang tua untuk melakukan sesuatu atau ketika dinasehati. Tidak jarang mereka marah atau mengamuk sebagai tanda perlawanan.
- Anak yang mudah sekali marah. Sedikit masalah saja bisa memicu emosinya.
- Anak yang sulit untuk tertawa dan tidak ramah pada orang lain. Dibujuk untuk tersenyum pun tidak mau.
- Anak yang tidak mau memakai pakaian yang sesuai jenis kelaminnya. Misalnya anak laki-laki yang senang memakai pakaian wanita, atau anak perempuan yang senang berpakaian tomboy.
- Anak yang menyukai lawan jenis terlalu dini. Bukan rahasia kalau jaman sekarang anak SD saja sudah ada yang pacaran.
- Anak yang senang mempermainkan alat kelaminnya.
- Anak yang sulit untuk dipeluk dan dicium. Dia selalu menolak jika didekati oleh orang tuanya dan keluarga dekatnya, apalagi oleh orang lain.
- Anak yang memiliki masalah kurang percaya diri.
- Anak yang senang mencuri dan anehnya tidak pernah merasa bersalah dengan perbuatannya.
- Anak yang suka berkelahi dengan teman-temannya. Sehingga sering sekali orang tuanya lagi-lagi mendengar kabar dia berkelahi.
Bahkan seiring jaman yang makin maju dan teknologi yang makin canggih, kita jadi semakin sering mendengar perilaku anak yang mengerikan, seperti berhubungan intim dengan temannya padahal mereka masih jauh di bawah umur, yang diakibatkan oleh semakin mudahnya penyebaran informasi melalui gadget, sehingga video mesum pun dengan mudah didapatkan dan ditonton oleh anak-anak yang notabene masih sangat belia.
Sungguh miris kalau dipikir-pikir ketika Anda sudah berusaha menjadi orang tua yang baik, tetapi ternyata anak Anda tidak berperilaku sesuai dengan apa yang Anda harapkan.
Kenapa perilaku seperti di atas bisa terjadi pada anak-anak?
Apakah pendidikan dan filter keluarga yang kurang adalah penyebabnya?
Di satu sisi memang benar, tetapi di sisi lain, faktor kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam keluarga pun dapat memicunya. Atau bisa jadi orang tua lengah melakukan kesalahan yang disaksikan oleh sang anak. Misalnya.
- Bertengkar di depan anak entah itu karena masalah keuangan atau pun masalah rumah tangga lainnya. Perlu Anda waspadai, bahwa bertengkar tentang masalah keuangan di depan Anak dapat berdampak pada rezeki seret di masa depan sang anak, selain juga dapat berpotensi menanamkan belief negatif tentang pernikahan dan rumah tangga.
- Memperlihatkan contoh perilaku yang kurang baik di depan anak yang masih bayi, seperti melakukan tindakan KDRT pada istri, dan merasa hal itu tak akan berpengaruh pada si anak yang dianggap masih belum mengerti apa-apa.
- Orang tua melakukan hubungan intim dan sang anak menyaksikannya secara diam-diam.
- Terlalu sibuk bekerja dan menyerahkan anak pada pembantu atau pada kakek neneknya, sehingga waktu yang tersedia untuk mereka hanya beberapa jam saja setiap harinya, atau bahkan hanya seminggu sekali saat libur akhir pekan saja.
- Tidak mengarahkan anak pada potensinya, melainkan memaksakan anak untuk menempuh jalan yang ditunjukkan oleh orang tuanya sehingga sang anak merasa tertekan.
Dan masih banyak lagi faktor lainnya. Yang intinya sebelum menuding lingkungan sebagai penyebabnya, maka ada baiknya sebagai orang tua kita introspeksi diri dulu barangkali ada hal-hal yang membuat anak trauma, atau ada belief negatif yang tertanam secara tak sengaja pada mereka.
Tentunya pendekatan pada anak dengan penuh perhatian dan kasih sayang agar mereka mau membicarakan masalahnya adalah solusi yang terbaik. Tetapi ada kalanya orang tua tak berdaya dan tak tahu harus berbuat apa.
Klinik hipnoterapi Jakarta Timur Iin Damayanti sudah sering menangani kasus-kasus perilaku anak seperti di atas. Sudah banyak anak yang terbantu melalui terapi perilaku anak sehingga mereka bisa kembali menjadi anak yang berperilaku lebih baik.
Melalui pencarian akar masalah yang sebenarnya, perilaku anak yang negatif akan dapat diatasi. Jika Anda memiliki anak yang bermasalah, silahkan kunjungi klinik kami untuk melakukan sesi terapi permasalahan anak, dan hubungi kami untuk melakukan appointment maksimal 2 hari sebelumnya melalui nomor telepon berikut.
0812.102.5342
0818.130877
Terima kasih telah mengunjungi website Iin Damayanti Clinic. Kami nantikan kehadiran Anda secepatnya di klinik hipnoterapi kami.